Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Garut akan menyelenggarakan Musyawarah Kabupaten (MUKAB) ke-VIII pada Rabu, 25 Juli 2025 bertempat di Cahaya Villa, Garut. Hajatan lima tahunan ini bukan hanya soal pemilihan kepemimpinan, melainkan momentum konsolidasi dan redefinisi peran KADIN dalam lanskap pembangunan ekonomi lokal yang tengah menghadapi tantangan besar.
Dengan mengusung tema:
“Mengokohkan Peran KADIN sebagai Mitra Strategis Pemerintah dalam Mewujudkan Ekonomi yang Mandiri dan Berkeadilan demi Terwujudnya Garut Hebat yang Berkelanjutan,”
forum ini diharapkan melahirkan rumusan langkah nyata untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju tatanan ekonomi daerah yang lebih tangguh dan inklusif.
Pemulihan Ekonomi Butuh Kepemimpinan KADIN yang Visioner
Penjabat Ketua KADIN Garut, H. Endang Rushendar, menegaskan bahwa MUKAB VIII harus menjadi tonggak pergeseran paradigma — dari organisasi yang bersifat simbolik menjadi institusi strategis yang mampu memfasilitasi, mengadvokasi, dan mendorong transformasi ekonomi berbasis keadilan.
“Kami ingin menegaskan kembali posisi KADIN sebagai rumah besar bagi seluruh pelaku usaha, dari kelas kecil hingga menengah dan besar. Kita tidak boleh membiarkan dunia usaha berjalan sendiri, sementara tantangan makin kompleks,” ungkap H. Endang.
Ia menyebut bahwa pandemi, disrupsi digital, dan krisis iklim telah menciptakan lanskap baru yang menuntut KADIN lebih responsif, adaptif, dan taktis. Kolaborasi dengan pemerintah daerah menjadi krusial dalam menyelaraskan arah pembangunan ekonomi.
“KADIN bukan rival pemerintah, melainkan mitra strategis. Justru di sinilah peran kita diuji: apakah mampu menjadi jembatan antara dunia usaha dan kebijakan publik?” lanjutnya.
Agenda dan Harapan
Acara MUKAB akan dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai sektor usaha dan asosiasi, serta insya allah akan dihadiri langsung oleh ketua Umum Kadin Indonesia Anindiya Bakrie serta oleh Bupati dan wakil bupati Garut. Selain membahas laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya, forum ini akan menetapkan arah kebijakan KADIN lima tahun ke depan dan memilih Ketua baru yang diharapkan mampu menjawab harapan dan kegelisahan para pelaku usaha.
“Kami berharap dari MUKAB ini lahir pemimpin KADIN yang bukan hanya paham birokrasi, tetapi juga memiliki jejaring, keberanian, dan visi untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi Garut secara nyata,” kata H. Endang.
Membangun Ekonomi yang Inklusif dan Merata
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang tidak elitis dan tidak terpusat pada segelintir kelompok.
“Kita harus memastikan bahwa petani, pelaku UMKM, pedagang pasar, pengusaha muda, dan komunitas ekonomi kreatif mendapat tempat yang setara. KADIN harus menjadi penggerak ekonomi kerakyatan, bukan hanya pelayan konglomerasi,” tegasnya.
Garut Butuh Aksi, Bukan Basa-Basi
Dalam penutupnya, H. Endang menyampaikan harapan besar agar MUKAB VIII dapat menjadi titik balik KADIN dalam menegaskan fungsi nyatanya di tengah masyarakat.
“Garut tidak butuh seremoni. Garut butuh arah. Butuh KADIN yang kerja, bukan hanya hadir dalam plakat dan sambutan. Jika kita ingin ekonomi Garut mandiri, inklusif dan berkelanjutan — maka MUKAB ini harus menjadi awal dari revolusi kerja kita semua,” pungkasnya penuh optimisme.***