Dengan mengusung tema “Membedah Strategi Pemerintah Kabupaten Garut dalam Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)”, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI), dan Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) kabupaten Garutu menggelar diskusi publik di Warung Papoy, Jl. Terusan Pahlawan No. 15 Sukagalih, Jumat (30/05/25).
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Yudha Puja Turnawan (Anggota DPRD Kabupaten Garut), Hegar Al Bukhari (Ketua PC IMM Garut), Ilham Aminudin (Ketua PD KAMMI Garut), dan Pandi Irawan (Ketua DPC GMNI Garut), serta dipandu oleh moderator Tasya Nabilla P. Sementara Sekda Garut yang diundang secara resmi berhalangan hadir.
Salah satu perwakilan ketua organisasi mahasiswa, Ketua PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Garut, Hegar Al Bukhari, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya percepatan pembangunan manusia di daerah, yang menjadi alasan utama diadakannya kegiatan ini.
“Kegiatan ini digelar sebagai upaya akselerasi terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Seperti kita ketahui, IPM Garut tergolong rendah dan masih lemah. Harapannya, agenda ini bisa mendorong keterlibatan berbagai instrumen dalam pembangunan IPM di Kabupaten Garut,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya optimalisasi peran legislatif dalam mendorong eksekutif agar lebih responsif dalam mengimplementasikan kebijakan yang berdampak langsung terhadap peningkatan IPM.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong legislatif agar mengoptimalkan peran eksekutif, karena dalam upaya peningkatan IPM, aksi dari eksekutif sangatlah sentral,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Yudha Puja Turnawan selaku Anggota DPRD Kabupaten Garut menyampaikan apresiasi atas kepedulian mahasiswa terhadap isu pembangunan daerah.
“Saya mengapresiasi keresahan adik-adik mahasiswa dari IMM, KAMMI, dan GMNI yang peduli terhadap peningkatan IPM di Kabupaten Garut. Mereka harus didengar, dan tentu apa yang mereka aspirasikan akan saya sampaikan,” ujar Yudha.
Ia menjelaskan bahwa IPM terdiri dari tiga indikator utama: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, yang semuanya masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah daerah.
“IPM itu meliputi rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup yang mencerminkan kualitas kesehatan, serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Dalam forum tersebut, para mahasiswa juga menyerahkan tuntutan resmi agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Garut lebih difokuskan pada peningkatan IPM. Tuntutan tersebut diterima langsung oleh Yudha.
“Teman-teman mahasiswa tadi menyerahkan tuntutan agar APBD Garut difokuskan untuk peningkatan IPM. Ini merupakan masukan tertulis yang sudah ditandatangani, dan akan saya sampaikan kepada rekan-rekan di partai lain serta kepada kepala daerah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Yudha memaparkan masih banyaknya kekurangan fasilitas pelayanan dasar di Kabupaten Garut, mulai dari jumlah Puskesmas yang belum ideal hingga rendahnya angka partisipasi pendidikan menengah.
“Jumlah Puskesmas ideal minimal 140, tapi kita baru punya 67, dan hanya 30 di antaranya yang memiliki fasilitas PONED. Angka partisipasi murni SMP juga baru 76 persen, artinya masih ada lebih dari 20 persen lulusan SD yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP,” jelasnya.
Yudha juga mengajak mahasiswa untuk terus mengawal isu-isu pembangunan secara konsisten sebagai bagian dari masyarakat sipil.
“Saya mengajak kawan-kawan mahasiswa untuk terus menjadi bagian dari masyarakat sipil yang aktif, menjalankan fungsi kontrol, dan mengingatkan DPRD serta eksekutif,” ucapnya.
Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan DPRD, kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari langkah konkret untuk memprioritaskan pembangunan manusia melalui kebijakan anggaran yang berpihak pada rakyat.***