Badan Gizi Nasional (BGN) berupaya mengantisipasi keracunan makanan yang dialami penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Wakil Kepala BGN Sony Sonjaya memerintahkan relawan dan ahli gizi untuk mengonsumsi makanan yang dibuat di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebelum dibagikan.
“Saya diperintahkan untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa makanan yang diproduksi di SPPG ini aman, sehat dan bersih. Maka, diperintahkan seluruh ahli gizi dan perwakilan relawan, makan dulu sebelum dibagikan,” katanya, Minggu (21/9/2025).
Arahan tersebut disampaikan saat berkunjung ke dapur SPPG Sempur di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta untuk mengecek fasilitas di dapur sekaligus berdiskusi secara langsung dengan relawan dan warga perwakilan penerima manfaat program MBG.
Sony juga meminta kegiatan makan makanan MBG sebelum dibagikan itu direkam dalam bentuk video agar menjadi bukti makanan tersebut aman untuk dikonsumsi oleh para penerima manfaat.
“Makanan yang dimakan oleh ahli gizi dan perwakilan relawan setiap hari itu adalah makanan yang dibagikan,” katanya menegaskan.
Selain itu, dia juga menekankan setiap SPPG mematuhi standar operasional prosedur (SOP) sehingga hasilnya juga tidak akan menimbulkan masalah kesehatan maupun kebersihan.
Sementara itu, Camat Plered Heri Anwar menyebutkan jumlah penerima MBG di kecamatannya ditargetkan sebanyak 30.000 orang.
Hingga saat ini, dia mengakui sasaran yang telah terealisasi baru sekitar 22.000 orang dari mulai pelajar, balita hingga ibu hamil dan menyusui.
Makanan untuk para penerima MBG di Kecamatan Plered itu diproduksi dan didistribusikan oleh enam SPPG, termasuk di antaranya SPPG Sempur.
Heri menargetkan penambahan jumlah dapur MBG di Plered menjadi sembilan tempat pada Oktober 2025 sehingga dapat meningkatkan sasarannya menjadi 28.000 orang.Jumlah penerima manfaat program MBG di Plered adalah yang terbanyak di wilayah Kabupaten Purwakarta untuk saat ini. Pembukaan SPPG tak hanya memberikan makanan bagi anak-anak tapi juga memberikan lapangan pekerjaan bagi ratusan warga lokal,” katanya.***