Kader Partai Golkar Aris Munandar optimis Paslon Syakur Amin-Putri Karlina menang telak di Pilkada Garut 2024. Menurut Aris, kini makin banyak dukungan yang masuk, termasuk dari mantan pendukung Paslon sebelah.
Aris menjelaskan, saat ini tren Syakur-Putri di masyarakat terus bergelora. Salah satu yang mendasari, adalah hasil survei yang dikeluarkan Indikator akhir bulan Oktober 2024 lalu.
Di hasil survei itu, Syakur-Putri mendominasi. Elektabilitas Paslon nomor urut 02 ini, mengalahkan Paslon Helmi Budiman-Yudi Nugraha.
Dimana, Syakur-Putri mendapatkan nilai elektabilitas 51,9 persen, sedangkan elektabilitas Helmi-Yudi berada di angka 43,3 persen.
“Trennya alhamdulillah berkat semua kerja koalisi partai, relawan dan semua unsur yang mendukung, saat ini trennya naik terus,” kata Aris Munandar.
Kendati demikian, kata Aris, pihaknya akan terus bekerja dan tetap waspada, untuk menjaga tren positif Syakur-Putri hingga hari H pencoblosan nanti pada 27 November 2024.
“Kita optimis Syakur-Putri menang telak. Tapi, kita tidak boleh lengah dan harus tetap bekerja. Ini ada beberapa hari lagi yang harus dijaga. Jangan terlena dengan hasil survei,” ucap Aris.
Aris mengatakan, saat ini dukungan masyarakat untuk Syakur-Putri terus bertambah. Tak hanya dari masyarakat umum, sejumlah pendukung Paslon kompetitor juga kini membelot dan mendukung Syakur-Putri.
Menurut Aris, hal tersebut bisa terjadi karena masyarakat banyak yang kepincut visi-misi hingga program-program yang digagas Syakur-Putri.
“Kalau untuk itu, karena mungkin seiring waktu, kita mungkin bisa meyakinkan semua unsur. Baik mulai dari program dan sebagainya, hingga akhirnya banyak yang tertarik dan mendukung Paslon 02,” ungkap Aris.
Seperti halnya yang dilakukan para anggota Organisasi Angkatan Darat (Organda) Garut. Organda diketahui beru-baru ini mencabut dukungannya untuk Helmi-Yudi dan mengalihkan dukungan ke Syakur Putri.
Menurut Ketua Organda Garut Yudi Nurcahyadi, pihaknya mengalihkan dukungan dari Helmi-Yudi ke Syakur-Putri karena menganggap program yang ditawarkan oleh Helmi-Yudi tidak selaras dengan keinginan para anggota Organda.
“Pertama soal tarif setengah harga bagi siswa dan karyawan. Bagi kami, itu tidak masuk akal dan kebohongan publik, karena itu sudah di-SK-kan dan sudah dilakukan,” ungkap Yudi.
Yudi mengatakan, program yang sudah berjalan itu diklaim Helmi-Yudi. Padahal tarif yang diberlakukan oleh Organda sudah sesuai dengan apa yang diberlakukan oleh pemerintah.
“Saya tidak tahu apakah itu hanya untuk meraup suara atau gimana. Karena itu hal yang tidak baik karena SK Bupatinya sudah jelas,” ucap Yudi.***