Koalisi Partai Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP) berkali kali keok di Pilkada Garut, Jawa Barat, paling tidak sejak Pilkada tahun 2008 hingga tahun 2018.
Namun kegagalan beruntun selama 3 periode itu tak lantas membuat para petinggi dari kedua partai legendaris itu kapok untuk kembali berkoalisi. Faktanya Rabu, 24 April 2024 para pengurus partai yang lahir di masa orde baru itu kembali bertemu di kantor DPD Golkar, Jalan Ahmad Yani Garut.
” Hal itu tidak menghalangi kami untuk berkomunikasi dan kalau ditakdirkan untuk bersama kembali, itu hanya satu perjalanan . Yang saya tangkap ada visi dan misi yang sama PDIP dan Golkar untuk merubah Garut ke arah yang lebih baik,” kata Wakil Ketua DPD Golkar Garut, Deden Sopian, ditemui usai pertemuan tersebut.
Lanjut Deden, karena kedua partai besar itu memiliki visi dan misi yang sama, maka diperoleh kesepakatan untuk mencari tokoh yang berpotensi, baik dari calon yang mendaftar ke PDIP, maupun yang ada di partainya untuk diusung bersama sama.
Ketua DPC PDIP Garut, Yudha Puja Turnawan, menanggapi kekalahan koalisi artainya dengan Golkar pada beberapa kali Pilkada itu merupakan perjalanan demokrasi yang harus dilalui partai politik.
” Kita tidak trauma dengan kekalahan itu dan jangan dibawa ke mitos ya. Kemarin di Pilkada 2018 kita hanya selisih suara sedikit dengan pemenang. Tidak boleh dijadikan bahwa berkoalisi dengan partai ini pasti kalah, tidak bisa begitu,” katanya.
Menurut Anggota DPRD Garut itu, 3 calon yang kini ditugaskan Partai Golkar untuk maju di Pilkada, yakni H. Nadiman, H. Abdusy Syakur Amin dan Ade Najmulloh ketiganya memiliki kapabilitas mumpuni. Namun dalam koalisi yang akan dibangun dengan partai manapun, pihaknya tidak akan terlalu melihat personal calonnya.
” Karena nanti di pemenangan itu akan mengandalkan ide gagasan dan mesin politik yang ada di kita, dan kita akui mesin politik di Partai Golkar itu sangat mumpuni. Dan jika kita nanti berkoalisi yang akan kita bangun chemistry antar mesin politiknya,” katanya.
Yudha menambahkan, komunikasi politik tidak akan berhenti di Partai Golkar, tapi akan berlanjut dengan Partai Nasdem dan Gerindra, setelah sebelumnya menyambangi kantor DPC PKB dan Demokrat.
Dalam pertemuan yang dilakukan Rabu sore di kantor DPD Golkar itu, terlihat keakraban antar pengurus partai keduanya.***