Program Ekonomi Hijau adalah program yang mengubah sampah menjadi peluang tambahan penghasilan alternatif bagi rakyat yang dicetuskan capres-cawapres Nomor urut 03 Ganjar-Mahfud, hari ini diaplikasikan langsung oleh DPC PDI-Perjuangan kabupaten Garut dan Tim Pemenangan Cabang (TPC) Kamis (08/02/2024), digelar di Kp. Panunggangan desa Sukabakti kecamatan Tarogong Kidul.
Disampaikan Ketua DPC PDI Perjuangan kabupaten Garut, Yudha Puja Turnawan, yang juga Anggota DPRD Garut, menyebutkan bahwa program ekonomi hijau dari Pak Ganjar Pranowo, dengan mengolah sampah plastik dapat meningkatkan derajat perekonomian keluarga. Jika terpilih, Ganjar akan memperbanyak Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di setiap Kecamatan dan Desa.
“ Sebagai bagian dari komitmen tersebut, kami dari DPC PDI-Perjuangan Garut, sekaligus sebagai Tim Pemenangan Cabang Ganjar-Mahfud, mengadakan program tebus minyak goreng dengan sampah botol plastik, satu kilogram sampah botol ditukar dengan satu liter minyak goreng, berlaku dengan kelipatannya. Semakin banyak, semakin bagus,” ujar Yudha.
Kegiatan yang disambut antusias warga warga masyarakat, antusias warga terlihat dari adanya warga masyarakat dari beberapa Desa diwilayah kecamatan Tarogong kidul mengikuti program tukar sampah plastik menjadi minyak goreng ini.
“Kami menyediakan sebanyak 12.000 liter minyak goreng, ditambah 100 liter dari kantong sendiri. Bahkan selain tebus minyak dengan sampah plastik guna meningkatkan antusiasme warga saya juga menyediakan berbagai door prize,”ujar Yudha.
Yudha mengatakan, skema program ekstensi ekonomi hijau ini di mana bank sampah akan tersebar di setiap desa dan kelurahan.
“Salah satunya adalah pengurangan sampah domestik dari sumbernya, karena saat ini TPA Pasirbajing masih menggunakan sistem open dumping tanpa adanya pengolahan, yang merupakan ancaman serius bagi ekosistem lingkungan, terutama saat terjadi hujan yang dapat mencemari air tanah di sekitar Pasir Bajing,” jelasnya.
Yudha menekankan pentingnya edukasi mengenai permasalahan sampah plastik. Indonesia menjadi negara penyumbang kedua sampah laut setelah Cina, dan penting untuk menyadari bahwa sampah harus dikurangi dari sumbernya.
“Kampanye positif ini adalah untuk mengedukasi warga bahwa limbah domestik dapat memiliki nilai ekonomis dan menjadi berkah bagi masyarakat,” tutur Yudha.
Yudha menuturkan bahwa hasil penukaran sampah botol plastik dengan minyak goreng akan dijual ke Bank Sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Garut, dan hasil penjualannya akan disumbangkan ke komunitas peduli lingkungan zero waste di Kabupaten Garut.