Faktapasundan.id_Garut – Ketika berbicara mengenai Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober, kita dituntut untuk tidak hanya membanggakan peran santri dalam sejarah, melainkan refleksi yang mendalam untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik menuju Pemilu 2024 mendatang. Kritisisme dan patriotisme harus menjadi landasan untuk memfasilitasi perubahan gemilang yang menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam konteks ini, kritisisme mengajak para santri untuk menilai secara obyektif terhadap kontestasi politik yang ada, termasuk pandangan dan rencana pasangan AMIN, H. Anies Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar. Apakah mereka benar-benar memiliki kemampuan dan komitmen sejati untuk mengemban amanah dari para santri?
Hari Santri harus dijadikan momen bagi kita semua untuk memperkuat solidaritas kebangsaan di tengah situasi yang penuh dengan polarisasi politik. Santri harus menunjukkan kemampuan mereka untuk mengambil kebijakan yang terbaik bagi bangsa dengan mengedepankan patriotisme, bukan hanya semata-mata memihak pada pasangan AMIN tetapi lebih jauh santri juga harus melihatnya dari kacamata spiritual. sehingga kesuksesan pasangan AMIN yang ” Nyantri” mendapatkan indikator persetuan tidak saja bumi tapi juga istana langit
Patriotisme merupakan semangat yang memotivasi santri untuk meraih cita-cita bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera. Di tengah situasi politik yang penuh intrik dan tekanan, Haram kiranya santri terjebak dalam retorika yang picik. Mari kita kembali merujuk pada nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kesetiaan yang seharusnya menjadi pedoman kita bersama dalam menghadapi Pemilu 2024 dan selalu menjunjung tinggi hukum dan aturan yang berlaku.
Jangan sampai kita terbuai oleh janji-janji manis yang belum tentu dapat diwujudkan. Kita perlu melihat kinerja dan jejak rekam politik para calon pemimpin sebelum kita menanamkan harapan. Sebagai santri, kita harus melakukan evaluasi yang kritis terhadap program dan kebijakan yang disampaikan, agar kita tidak terperangkap dalam suasana euforia dan strategi politik semata.
Kita tidak boleh melupakan kunci dalam menilai kualitas pemimpin, yaitu integritas, kejujuran, dan dedikasi. Hanya pemimpin yang memiliki karakteristik tersebut yang layak untuk kita dukung dan percayai. Jangan mudah terpesona oleh slogan-slogan politik yang mengesankan, tetapi kritis lah pada substansinya, apakah benar akan memberikan perubahan gemilang yang diharapkan?
Mari kita bersinergi untuk menciptakan perubahan yang lebih baik melalui patriotisme yang tulus, demi kemaslahatan rakyat dan kemajuan bangsa. Kita tidak hanya sekedar menjadikan dukungan kepada pasangan AMIN sebagai tujuan mutlak, tetapi melihat kualitas dari pemimpin itu sendiri. Ini adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai santri yang kritis dan patriotik dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
Mengingat Hari Santri merupakan simbol perjuangan dan pengabdian santri bagi bangsa ini, momentum ini harus dijadikan sebagai titik balik, bukan hanya untuk memperkuat posisi santri dalam politik, tapi juga untuk mendukung perkembangan substansi yang lebih positif di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Santri yang kritis dan patriotik harus progresif dalam membahas isu-isu aktual yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, seperti permasalahan pendidikan, kesejahteraan rakyat, pemerataan pembangunan, hingga kemajuan teknologi yang menjadi fondasi dalam percepatan pembangunan.
Mari kita waspadai jalannya pemilihan umum 2024, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur santri yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta terus mengedepankan semangat patriotisme yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat. Jangan sampai perwujudan perubahan gemilang yang kita impikan harus tertelan oleh politik praktis yang mengejar kekuasaan semata.
Selama ini, peran santri telah sangat strategis dalam historiografi Indonesia. Namun, kita juga perlu menyadari bahwa tidak semua pemimpin yang berasal dari latar belakang santri ,apalagi hanya sekedar “ngaku – ngaku santri”, bisa memberikan hasil yang optimal dan sesuai dengan cita-cita bangsa ini. Oleh karena itu, sikap kritis dan patriotik para santri harus menjadi fondasi dalam menilai sejauh mana potensi calon pemimpin yang disodorkan, termasuk pasangan AMIN. jika memang pasangan AMIN adalah refsentasi semangat dan jiwa para santri untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara ada pada mereka, maka kita tidak saja wajib memdukung tetapi wajib memenangkan dengan cara cara terhormat dan bermartabat dengan menggalang partisipasi publik khususnya para santri bahwa kemenangan pasangan ntantri AMIN adalah kemenangan kaum santri untuk indonesia.
Semoga refleksi Hari Santri kali ini tak hanya menjadi seremonial belaka, melainkan memotivasi santri untuk berperan aktif dalam perubahan yang positif dan bermanfaat untuk bangsa. Teruslah mengasah sikap kritis dan patriotik dalam mengarungi dinamika politik dan kehidupan kebangsaan demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik, adil, dan sejahtera.
Terakhir, kita semua berdoa agar Pemilu 2024 nanti mampu menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan sesuai dengan harapan rakyat. Jangan lupa bahwa kritisisme dan patriotisme santri akan selalu menjadi pilar utama dalam menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia. Tetaplah waspada dan kritis terhadap segala bentuk manipulasi yang akan menjebak kita dalam kesalahan pemilihan pemimpin.
Bagi sahabat-sahabat santri dan santriwati semoga kita semua mampu mengambil langkah tepat, dengan bijaksana dan berbasis kebenaran, untuk memilih pemimpin yang bisa membawa perubahan gemilang pada Pemilu 2024. Mampukan kita bersama meraih kemenangan dalam arti yang sejati untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Hanya pemimpin yang berlatar belakang santri dan bersikap Nyantri yang bisa mengerti jiwa-jiwa dan aspirasi para santri untuk terus memajukan bangsa negara melalui semangat religiusitas, patriotisme dan ahlak yang mulia, karena itu hubul wathon minal iman akan menjadi nyata jika pasangan santri memimpin negri ini. #ed.agoyogi