Faktapasundan.id_Garut – Quo Vadis Bupati terhadap masa depan masyarakt garut dalam menghadapi indonesia Emas 2045.
Kita mulai dari kemiskinan ekstrim dan Stunting. Stunting Bila tak segera ditangani atau dibiarkan, menyebabkan pertumbuhan anak berdampak fatal. Pada kondisi akut, di sebut “gagal tumbuh” yang dapat mengakibatkan gizi buruk. Sedangkan dalam kondisi kronis, gagal tumbuh menyebabkan stunting.
stunting baru diketahui pada saat usia 18 bulan. Kondisi ini yang parah karena otak tidak bisa terbentuk maksimal dan menyebabkan kebodohan,” permanen.
saat kondisi gagal tumbuh tidak ditangani, maka bakal berdampak pada stunting dan membuat pertumbuhan otak tidak maksimal.
Kondisi ini berbahaya karena setelah melewati usia dua tahun, otak tak lagi bisa dikoreksi atau diperbaiki dengan cara apapun.
Tidak bisa kembali normal, IQ-nya otomatis menjadi manusia bodoh alias telmi .
Lalu apa yg bisa kita harapkan dari tumbuh kembangnya anak yang IQ nya cacat permanent akibat kegagalan pengentasan kemiskinan oleh pemda sehingga kemiskinan menjadi ekstrim (kemiskinan ekstrim ) yg menyebabkan gizi buruk dan menimbulkan stunting, lalu kemudian stunting menimbulkan ketidak normalan pertumbuhan (otak) anak, yg secara berat-hati kita katakan “bodoh dan dungu”.
Hasil pengidentifikasian yg dilakukan pemda garut pada bulan juni 2023, bahwa dari 216.172 balita, diperoleh hasil sebanyak 25.531 balita diidentifikasi stunting. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan angka stunting sebesar 2,9 persen di Kabupaten Garut, di mana sebelumnya berada di angka 31.843 (15,6 persen) dan di tahun ini 2023, menjadi 25.531 (12,7 persen).
Bagamimana bisa Garut yg hari ini memiliki angka stunting 25.531( orang) balita yang lahir dari mayoritas keluarga miskin ekstrim bisa terbebas dari ancaman penyakit bodoh / gagal tumbuh otak bisa memberikan warna menghadapi indonesia emas ?
Sementara disisi lain indonesia emas yg merupakan prediksi atas adanya klimaks bonus demografi, dimana angkatan kerja produktif akan mendominasi usia lainnya, dapat di endorse untuk mampu menyerap semua peluang emas ? . Begitupun diharapkan mampu memberikan berkontribusi terhadap perbaikan kualitas hidup bangsa dengan peningkatan pendaptan perkapita / PDB diatas 12.000 US $ ,( baca : sekarang 4500 US$ ).
Sementara disisi lain ada fakta, anak2 produk garut yg 5 tahun lalu lahir dan tahun ini, hingga tahun 2045 nanti menjadi generasi (Z) Zilenial di jamanya, adalah bagian dari penyumbang bonus demografi dgn angka angkatan kerja produktif yg unggul, sedangkan pada realitasnya tak sedikit mereka yg terlahir hari ini dan kemarin memiliki status “komorbid Stunting”, yg divonis sebagai cacat permanen pertumbuhan otak, manusia bodoh, manusia tertinggal, karena tdk bisa berpikir cerdas dan pintar, apalagi mengenyam pendidikan tinggi.
Padahal kesempatan emas secara teoritis hanya terjadi 1 kali (siklus) dalam setiap negara.
Akankah kita penjadi daerah yg berkontribusi dalam bonus demografi, dengan SDM
berkapasitas rendah? dan bahkan menjadi sampah di era indonesia emas 2045.
Lalu adakah kesadaran secara hakiki merasa berdosa, malu secara normatif maupun pengakuan kesalahan secara prosedural bahwa pemerintahan daerah garut, telah gagal melahirkan generasi gemilang menuju indonesia emas 2024, dan itu berarti menjadi pelopor lahirnya generasi gagal tumbuh (failed product).
Quo Vadis pengentasan kemiskinan masyarakat garut diera pemerintahan DR.H.Rudi Gunawan SH,MH,MP ?
*editor.ccptomy*
Oleh : Galih Fachrudin Qurbany *Ketua LPNU Garut *Caleg PKB Dapil 1 Kab. Garut