Di saat ribuan tenaga kerja kebingungan mencari lowongan pekerjaan,beda halnya dengan pria berusia 24 tahun asal Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut.
Di usia yang tergolong muda, Adiguna,sapaan dari Didin sudah lima tahun terakhir menapaki usaha pengobatan alternatif Leuhang, pijat dan bekam.
Pria yang pernah mengenyam pendidikan di sebuah sekolah kejuruan ini menekuni metode pengobatan Leuhang,pijat dan bekam sejak usia 19 tahun.
“Saat itu tahun 2019, tidak lama setelah lulus sekolah, kita terkena pandemi Covid, susah cari pekerjaan dan akhirnya ikut kakak sepupu yang sudah membuka jasa pengobatan alternatif Leuhang,pijat dan bekam terlebih dahulu,” ungkap Adiguna.
Dia menyebut, selama dua tahun ikut kakak sepupu, dia banyak belajar metode pengobatan Leuhang, pijat dan bekam.
“Untungnya saat usia SD hingga SMP suka banyak yang nyuruh mijit, meski saat itu pijitnya asal-asalan karena tidak memiliki teknik memijat,” cetusnya.
Awal praktek , Adiguna mengakui banyak menemui kesulitan apalagi saat baru adaptasi memijat pasien.
“Dulu awal praktek selalu ada komplain dari pasien misalnya tenaga terlalu kuat sehingga pasien merasa sakit, masukan dari pasien tersebut saya jadikan motivasi agar lebih baik lagi dalam melayani pasien,” jelas dia
Sebelum buka praktek di Desa Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut, Adiguna sempat beberapa tahun membuka praktek di Jakarta.
“Saya bersyukur bisa diberikan ilmu yang bisa bermanfaat baik bagi sesama maupun bagi saya sendiri, mungkin ini jalan yang diberikan Tuhan melalui tangan kakak sepupu saya dan saya sangat bersyukur apapun yang Tuhan berikan,” ucap dia.
Adiguna berprinsip, setiap usaha pasti ada tantangan, setiap pekerjaan pasti ada resikonya, tapi setiap tantangan dan resiko tidak membuat putus asa namun menjadi cambuk agar lebih kuat lagi dan bisa lebih baik lagi.
“Bagi saya, setiap usaha dan pekerjaan pasti ada resiko dan tantangannya, yah dijalani saja, yang perlu diperbaiki kita perbaiki agar lebih baik lagi, tidak putus asa serta tidak perlu gengsi yang penting halal dan barokah,” jelasnya.
Adiguna sendiri tidak mematok tarif kepada pelanggannya. Pasien yang datang biasanya tahu dari mulut ke mulut atau melalui media sosial.
“Saya tidak pasang tarif, berapapun yang diberikan pasien saya syukuri,” Ucapnya.
Metode pengobatan Adiguna sendiri di awali dengan di Leuhang ( Sauna) untuk mengeluarkan racun dalam tubuh melalui keringat yang keluar. Pasien disarankan di Leuhang selama 10- 15 Menit.
Setelah di Leuhang, baru pasien dipijat menggunakan metode pijat sendiri untuk melancarkan peredaran darah.
” Bekam biasanya bagi pasien yang sudah dua kali datang dengan tujuan agar proses bekam untuk mengeluarkan darah kotor bisa maksimal,” jelasnya.
Adiguna biasa praktek setiap hari, kecuali hari Jum’at buka setelah selesai sholat Jumat.
“Tidak ada libur praktek kecuali jika ada keperluan mendesak atau hari Jum’at,” pungkasnya.***