Setelah Sekjen dan Wakilnya, Dr. H. Yufi Mohammad Nasrulloh, S.Pd, MA dan Indra Supriatna menyatakan keluar dari kepengurusan Askab PSSI Garut, kini menyusul undur pamit Anggota Komtap Kompetisi, Iip Saepulloh dan Anggota Komtap SSB, Dadang Supriatna Ruhimat.
Bahkan jauh sebelum empat orang pengurus yang menyatakan keluar ini, terlebih dahulu Manajer Kompetisi, Trendi telah lama keluar dari kepengurusan Jawa ini. Hingga saat ini sudah 5 orang pengurus Askab PSSI Garut, Jawa Barat yang hengkang, ada apa?.
Pertanyaan tersebut mesti dijawab dan jadi PR bagi pucuk pimpinan dan komite eksekutif Askab PSSI Garut, untuk segera memperbaiki kondisi yang ada. Sebab dengan banyaknya pengurus yang hengkang tentunya ada masalah internal.
Ketua KONI Garut, H. Abdusy Syakur Amin, mengaku prihatin dengan dinamika yang terjadi di kepengurusan Askab yang baru dilantik 6 bulan lalu itu, yang boleh dibilang baru seumur jagung.
” Saya prihatin saja dengan yang terjadi di Askab PSSI. Itulah dinamika mengurus olahraga. Mungkin saja dalam tata kelola organisasi ini ada yang tidak nyaman. Menurut saya segeralah ketemu lagi semuanya,” katanya, ditemui di Kampus Uniga, Kamis (07/09/2023).
Ia sangat menyayangkan atas apa yang terjadi di tubuh organisasi induk sepakbola Garut ini, di saat menghadapi banyak moment penting setelah melakukan proses pembinaan, namun di saat akan dipergunakan terjadi kisruh.
” Di KONI kami akan memerintahkan Bidang Organisasi untuk mencari apa sih akar permasalahannya. Saya berharap di internal PSSI segera lakukan konsolidasi, rekonsiliasi dan memikirkan anak anak yang selama ini dilakukan pembibitan,” katanya.
Rektor Uniga itu juga berharap, konflik internal Askab PSSI Garut ini tidak berimbas pada persiapan Piala Soeratin yang sudah di depan mata, yang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
” Memikirkan event Soeratin ini jauh lebih penting. Makanya harus solid untuk menyiapkan dana, di KONI sendiri dananya terbatas. Persiapan ini menurut saya jauh lebih penting dari sekedar beda pendapat, beda cara mengelola. Tapi ujungnya kan transparansi, akuntabilitas dan diantara teman teman ada keterbukaan lah,” ujarnya.
Diakuinya pula sejauh ini pihaknya selaku induk cabang olahraga belum dimintai saran atau masukan terkait masalah yang terjadi di tubuh induk sepakbola Garut itu.***