Hanya sebuah coretan, entah sahih entah salah atau bahkan mengada ngada, tapi bae we lahhh,…
Maafkan kalau akoh tidak men tag para suhu dan rekan rekan seperjuangan, akoh tidak mau melanggar prinsip prinsip konfidensialitas dan kode etik, tapi pahamilah coretan ini terinspirasi dari rekan rekan dan akoh selalu bangga berada diantara rekan rekan,…
Sejarah AIDS, yang disebabkan oleh infeksi virus HIV, sebenarnya telah dikenal publik sejak Tahun 1981. Ketika itu, walaupun asal-usul HIV terletak di Afrika, Amerika Serikatlah yang pertama kali menyadarkan publik kalau ada virus baru yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan penyebarannya sangat cepat.
Hari AIDS Sedunia, atau yang lazim nya dikenal dengan HAS, yang diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.
Ide tersebut pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Jenewa, Swiss.
Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.
Kemudian, konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988.
Semenjak itulah, Tanggal 1 Desember dikampanyekan sebagai Hari AIDS Sedunia, mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.
1 Desember sebagai moment Refleksi, kilas balik, evaluasi dan membuat rencana aksi nyata untuk esok yang lebih baik lagi, bukan sekedar Selebrasi atau bahkan Hura hura, apalagi dalam penyelenggaraan nya tidak melibatkan sang Pemegang Mandat, yaitu Komunitas.
Di setiap helatan HAS, ruh gerakan nya selalu mengerucut pada satu catatan penting yaitu *empati, setara, kolaborasi, sinergitas dan partisipasi*.
*PKBI* dengan seruan nya *”Dengan Gotong Royong, semua Tertolong”* sepertinya bukan gerakan yang muluk muluk untuk dikerjakan,…
*Spiritia* bahkan lebih menekankan intervensi program dengan menggunakan dan mengedepankan pendekatan *Memanusiakan manusia*,
Gerakannya harus bisa menyentuh relung terdalam, harus merupakan dorongan hati dibarengi dengan komitmen humanisme yang luhur.
*Forum Masyarakat Peduli AIDS Jawa Barat* menekankan pada aspek *”Semua harus atas nama Cinta*, dengan cinta meski logika tanpa logistik masih berpotensi bisa memecahkan dan menyelesaikan masalah”
*Founder Rumah Cemara* mengingatkan intervensi program agar “Tidak mengulang Kebodohan* masa lalu dan berani bertindak berbeda di masa sekarang (selalu menghindar dari Zona Nyaman)”
*Aktifis Puzzle* menyentil dengan ujaran *”Hentikan gerakan apapun jika kepedulian dengan saya dan teman² yang hidup dengan HIV serta Anak dengan HIV hanya berdasarkan ritual dan menggugurkan perintah semata”*.
Satu catatan penting lagi, HAS juga sebagai momentum *”The Reminder”*,…
Pengingat terkait Strategi nasional yang telah disuarakan dengan lantang di tahun 2016, *”Mengakhiri Aids pada tahun 2030, Pencapaian Three Zero”* strategi ini digadang gadang akan sukses dengan melakukan pendekatan Konsep *Fast Track 95 95 95 dan Triple Plus Elimination*, Berdasarkan road map, berjenjang harus tercapai pada 2020, 2022 dan 2027,…
HAS juga pengingat, di penghujung 2023 ini, pelaksanaan 2 konsep tersebut sudah sampai manakah kita?
2023 ini, Empati, Setara, Kolaborasi, Partisipasi, Sinergitas dan Solidaritas sudah sampai manakah kita?,…
2023 ini sudah semakin tepat kah arah dan langkah kita?, sementara fakta menunjukan, 95% pertama terkait estimasi ODHIV harus tahu status nya pada tahun 2020, Gagal dicapai, bahkan dipenghujung tahun 2023 ini, angka statistiknya baru mencapai angka 70-80% an, Ketersedian ARV yang masih bermasalah, karena validitas angka ODHIV yang masih simpang siur, Ketersedian Logistik pencegahan yang masih belum stabil, serta masih minim nya alat deteksi Viral Load,…
Di penghujung 2023 ini pun, perangkat perangkat pendukung untuk ikut mensukseskan strategi renstranas tersebut di beberapa daerah belum dimiliki seperti masih banyak daerah yang belum memiliki Legalitas formal (Perda, Perbup/perwal), belum memiliki Rencana Aksi Daerah, belum dijadikannya Ansit HIV sebagai alat monitoring dan evaluasi, lost intervensi di beberapa populasi kunci, pelibatan ODHIV sebagai pemegang mandat program belum maksimal (GIPA) dan lain sebagainya.
Dari semua catatan diatas, mari duduk bersama atas dasar kesetaraan, keberpihakan untuk sama sama kembali merefleksi, mengevaluasi, menginventarisasi segala permasalahan yang ada, memetakan alternatif solutif agar rencana strategi nasional secara logis bisa diwujudkan bahkan kalo memungkinkan, kita harus melakukan kerja kolaboratif untuk Akselerasi capaian tujuan kita tersebut, *Tidak ada lagi infeksi baru, Tidak ada lagi Kematian sia sia akibat AIDS serta tidak ada lagi Stigma dan Diskriminasi*.
Selamat Hari AIDS Sedunia (HAS), 1 Desember 2023, Selamat melaksanakan dan ber aktivitas dalam memperingati Hari AIDS Sedunia di daerah masing masing. *Bergerak bersama Komunitas : Akhiri AIDS 2030*
Semangatttt. Salam rampak polah, salam kolaborasi, salam sehat selalu, kita berani, kita sehat 💪💪💪
#HAS2023
#RampakPolahStopAIDS
#TanpaStigmadanDiskriminasi