Maraknya berita hoax yang sifatnya bohong dan menyesatkan yang diunggah di media sosial menjadi keprihatinan Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia, Gus Nadirsyah Hosen. Oleh karena itu Ia sengaja berkeliling Jawa Barat, termasuk mengunjungi Kabupaten Garut yang menjadi fokus perhatiannya, mensosialisasikan Fikih Sosial yang menurutnya sangat perlu disosialisasikan di kalangan masyarakat.
” Saya ingin mengatakan selama ini fikih kita itu fikih ibadah. Ada orang yang alim secara ritual, tetapi secara sosial bermasalah. Seakan akan semakin dia alim, semakin beragama, semakin jauh dari masyarakat. Semakin menghakimi masyarakat keliru, yang tadinya ia merasa paling berdosa, begitu ia mempelajari Islam, yang lain dianggap paling berdosa, “kata Gus Nadirsyah, pada acara Pengajian Akbar di Mesjid Agung Garut, Selasa (19/11/2024).
Hal ini menurut Gus Nadirsyah, akibat salahnya pemahaman agama. Seharusnya kata dia, semakin mempelajari agama harus semakin membersihkan jiwanya.
” Belajar agama itu untuk membersihkan hati kita. Orang mau membersihkan hati, karena dia mengakui ada yang kotor di hatinya, sehingga perlu dibersihkan. Kalau sudah merasa suci tidak usah dibersihkan. Makanya hati hati memilih pengajian, siapa yang harus di-folow, pengajian siap yang harus diikuti di you tube, ” katanya.
Menurut Ketua Yayasan GNH itu, Medsos sekarang ini menjadi sumber informasi utama, sehingga berbahaya, karena masyarakat suka mengikuti informasi yang paling banyak pengikutnya, padahal artikel, atau penafsiran yang di-up load itu belum tentu kebenarannya.
” Masyarakat harus bijak, harus cerdas. Misalnya soal boikot (produk) ini menjadi fenomena yang luar biasa. Emosi kita soal peristiwa di Gaza, tentu kita emosi, tapi jangan sampai emosi kita itu menimbulkan kemudharatan. Merespon masalah dengan masalah baru, rekan rekan kita banyak yang di PHK, tokonya tutup, jangan jangan terjadi perang dagang dibalut dengan boikot, ” katanya.
Dalam kunjungan ke Garut, Gus Nadirsyah mengunjungi dua tempat yakni ke mesjid Agung dan ke pesantren Fauzan Sukaresmi. Ia menilai Garut spesial tidak terjadi kegaduhan seperti soal berita hoax dan kegaduhan lain karena masalah beda pemahaman.
Sekretaris PC NU Garut, Deni Ranggajaya, mengatakan, fikih sosial yang dimaksud adalah hukum tata cara dalam kaitan hubungan sosial kemasyarakatan untuk mencegah masalah intoleransi, radikalisme termasuk masalah kehalalan produk.
” Misalnya masyarakat men-just haram haram, padahal belum tentu haram. Nah masyarakat perlu ada pemahaman, dalam hal ini diterangkan oleh Gus Nadirsyah Hosen.
Deni menegaskan, kegiatan ngaji bareng Gus Nadirsyah Hosen ini tidak ada kaitannya dengan masalah politik jelang Pilkada 27 Nopember yang tinggal menghitung hari.
” Tidak ada keterkaitan dengan masalah politik sama sekali, lihat saja di sini tidak ada kampanye,” tegasnya.
Adapun peserta ngaji bareng Ketua PCI Australia itu, adalah majelis taklim yang ada di wilayah perkotaan yang jumlahnya mencapai ribuan.***