Anggota DPRD Garut Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, mengunjungi lokasi terdampak gempa di Kecamatan Pasirwangi, (19/09/2024) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Yudha memberikan sejumlah bantuan berupa sembako dan juga uang tunai kepada para korban terdampak gempa tersebut.
Ketika diwawancarai wartawan, Yudha mengharapkan adanya penambahan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) untuk penanganan korban gempa ini.
Kebetulan kata Yudha, sekarang ini pihak DPRD Garut dan Pemkab akan membahas bersama-sama anggaran perubahan 2024.
Oleh sebab itu, diharapkan adanya penambahan BTT agar penanganan dampak gempa bumi ini bisa maksimal.
“Dan rencana Kita lagi membahas perubahan ya. harapan saya Menjelang penetapan APBD perubahan akhir September 2024 ini justru ada penambahan di BTT karena melihat dampak gempa yang ternyata banyak rumah yang rusak berat rusak sedang rusak ringan,” ujarnya.
“Sehingga jangan sampai terjadi pemangkasan BTT di APBD perubahan ini. harapan saya jsutru BTT (meningkat),” tegasnya.
Ia juga berharap, warga Pasirwangi bisa bersabar untuk mendapatkan bantuan. Pihaknya dari Fraksi PDIP akan berusaha maksimal memperjuangkan BTT ini.
” Dalam kesempatan ini selaku anggota DPRD saya memberikan santunan sembako dan santunan uang kepada warga yang saya tengok, untuk menguatkan hati dan meringankan beban mereka,” katanya.
” Saya juga mengingatkan ke pemkab Garut agar mengoptimalkan anggaran BTT APBD Garut tahun 2024 yang masih tersisa 32 milyar untuk kepentingan membantu warga Garut yang rumahnya rusak. BTT APBD Garut dari awal 2024 besarnya 58 milyar, namun sudah terserap sebesar 26 milyar, menyisakan 32 Milyar yang belum terserap. Namun ada kondisi dilematis karena rencananya TAPD pemkab Garut akan menggunakan anggaran BTT sebesar 22 Milyar untuk menutup defisit yang ada, sehingga dikhawatirkan akan menyisakan 10 milyar saja untuk kepentingan membantu korban gempa,” katanya.
” APBD Perubahan Garut TA 2024 akan ditetapkan akhir september 2024, harapan saya pemkab tidak fokus dari BTT untuk menutupi defisit yang ada, tapi melakukan efisiensi di semua lini belanja tiap SKPD. Harapan saya juga ada kolaborasi pendanaan dari pemprov Jabar dan pemerintah pusat, mengingat APBD garut yang sangat terbatas. Dengan adanya kolaborasi pendanaan semoga semua bangunan yang rusak, dari rumah, bangunan sekolah, mesjid, musholla dan madrasah bisa diperbaiki segera di tahun ini,” katanya.
Menghadapi Tahap SKD Selain itu, Yudha juga menekankan pentingnya assesment secara komprehensif dari Disperkim dan PUPR untuk mengkategorikan mana rumah yang rusak berat, sedang dan ringan, sehingga penanganan pasca gempa ini bisa berjalan dengan baik.
Dalam kunjungan ini, Yudha juga ditemani oleh Baguna DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut dan juga calon wakil bupati Putri Karlina dan Camat Pasirwangi juga para kades. YUdha sempat mengunjungi beberapa daerah yang terdampak paling parah akibat gempa. “Blusukan di tiga kampung di desa Barusari, yaitu kampung Cibaeud, kampung Negla sirna, kampung Bunisari dan kampung Cidatar desa barusari kecamatan Pasirwangi,” ujarnya.
Camat Pasirwangi, Bambang Rudijanto menyebut bahwa jumlah rumah dan bangunan rusak sampai jam 00.40 sebanyak 1152 rumah, keruskaan sekolah 14, tempat ibadah 22. Namun demikian menurutnya jumlah ini belum diverifikasi oleh dinas terkait. Verifikasi ini adalah kewenangan Disperkim dan PUPR.
Dari 12 desa yang terdampak, menurutnya yang paling parah adalah Desa Padaawas dan Barusari. Sejauh ini tidak ada korban meninggal, namun ada beberapa yang mengalami luka ringan.
Pihaknya juga sudah menggelar rakor dengan BNPB, BPBD PRovinsi dan Kabupaten untuk penanganan gempa ini. Dari rakor tersebut yang harus diprioritaskan adalah evakuasi korban.***